Rumah adat tongkonan

Suku Toraja dalam kehidupannnya sangat terikat oleh sistem adat yang berlaku, sehingga hal ini berpengaruh kepada keeksisan Tongkonan. Oleh karena itu

Phinisi kapal layar tradisional Bugis

Phinisi merupakan kapal layar tradisional Suku Bugis dan Suku Makassar di Sulawesi Selatan. Pinisi adalah sebuah kapal layar yang menggunakan jenis layar sekunar dengan dua tiang dengan tujuh helai layar yang mempunyai makna bahwa nenek moyang bangsa Indonesia mampu mengharungi tujuh samudera besar di dunia.

Makanan tradisonal bugis

Kue ini merupakan makanan tradisional yang memilki rasa manis yang khas dimana rasa golla cella (gula merah; baca : Indonesia) mendominasi kue ini. Kue ini dikenal dengan nama Beppa golla cella karena dominasi bahan adonanya adalah golla cella (gula merah; baca : Indonesia).

Keindahan pulau Takabonerate

Pulau Takabonerate di Kabupaten Selayar, Sulsel, akan disiapkan sebagai daerah tujuan wisata internasional dengan mengagendakan sejumlah penyelenggaraan program-program wisata tahunan internasional.

Rabu, 04 April 2012

KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGGALI POTENSI WISATA YANG ADA DI SULSEL



Daerah Sulsel mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata sejarah, termasuk wisata budaya yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana Toraja dan Bulukumba, hal ini disebabkan karena daerah Sulawesi selatan memiliki 3 suku atau etnis besar yang memiliki keunikan budaya masing-masing. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini.

Potensi wisata Sulawesi selatan
Berikut ini terdapat beberapa tempat di Sulsel yang masing-masing mewakili wisata budaya dan wisata bahari/alam yang memiliki potensi besar untuk  menjadi tujuan wisata di Indonesia.

1. Tana Toraja
Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletas sekira 328 kilometer di utara kota Makassar. Sebagai daerah wisata, Tana Toraja berada pada ketinggian 300 hingga 2880 meter dari permukaan laut dengan suhu antara 16-28 derajat celcius. Tana Toraja menyimpan banyak potensi wisata yang layak dikembangkan.
Berikut ini beberapa potensi wisata dan budaya yang ada di Tana Toraja seperti Kolam Makale, Tilangnga Sarambu, Assing Pangopango, Lemo, Rumah adat Toraja dll.
2. Taman Nasional Laut Taka Bonerate.
Taman Nasional Laut Taka Bonerate sebagai salah satu Kawasan Pelesatarian Alam di Indonesia, ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992 dengan luas ± 530.765 hektar.
Upaya pengelolaan taman nasional ini dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, guna memenuhi fungsinya sebagai daerah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, guna dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan ini merupakan karang atol terbesar ketiga di dunia (setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva) dengan luas; 220.000 hektar.
3.Pantai Tanjung Bira
            Tanjung bira terkenal dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan menyenangkan. Airnya jernih, baik untuk tempat berenang dan berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit dan terbenam dengan cahayanya yang berkilau nenbersit pada hamparan pasir putih sepanjang puluhan kilometer.

Kebijakan pengembangan pariwisata di daerah Sulawesi selatan
Untuk mengembangkan potensi yang ada di atas ada bebrapa saran yang dapat saya ajukan kepada Dinas Pariwisata Sulsel yang di tinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1.Aspek objek dan daya tarik wisata.
            Secara nasional kebijakan pengembngan objek dan daya tarik wisata adalah dengan membangun pariwisata sebagai industri. Dengan kebijakan ini terkandung misi bahwa pengembangan produk dan daya tarik itu berwawasan lingkungan bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam lokal yang mempunyai daya saing global. Untuk menerapkan kebijakan ini didaerah Sulawesi selatan saya kira tidak sulit karena sulsel memiliki kebudayaan yang beraneka ragam mulai dari budaya suku toraja yang eksotis sampai kebudayaan masyarakat tana toa di Bulukumba yang lebih mengedepankan nilai-nilai budaya yang luhur. Selain itu pesona alam sulsel yang mempunyai potensi yang besar untuk di jadikan industri seperti pesona alam bawah laut di kep. Takabonerate kabupaten selayar. Untuk menggali potensi wisata tersebut ada beberapa kebijakan yang dapat di lakukan seperti;
  • ·         Pengembangan kawasan-kawasan unggulan dengan peningkatan kualitas daerah tempat tujuan wisata.
  • ·         Pengembangan unsur-unsur keunikan lokal dalam pengembangan produk karya budaya seperti yang terdapat di daerah Tana Toraja

2.Aspek aksebilitas sarana dan prasarana
            Kebijakan pengembangan aksebilitas pariwisata adalah meningkatkan pengembangan sarana serta prasarana yang menunjang perkembangan daerah wisata. Sarana yang dimaksudkan di sini adalah transportasi, akomodasi, dan fasilitas lainnya. Dalam suatu pusat pengembangan pariwisata, sarana, akomodasi, restoran, serta fasilitas lainnya merupakan titik utama distribusi penyebaran wisatawan di suatu pusat pengembangan wisata. Tanpa adanya aksebilitas dan sarana-prasarana serta fasilitas pendukung yang memadai sangat sulit untuk mengharapkan kedatangan wisatawan. Adapun kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aksebilitas sarana dan prasarana ialah
  • · Memperbaiki dan membangun akomodasi (rumah makan dan penginapan).
  • · Pengadaan fasilitas kesehatan, keuangan alat komunikasi di daerah yang menjadi destinasi wisata sehingga memudahkan para wisatawan yang berkunjung.
  • · Membangun jaringan jalan dan sarana transportasi antar saerah tujuan wisata seperti misalnya pembanguan jalan yang menghubungakan tujuan wisata yang ada di kabupaten Bulukumba dengan di Kabupaten lainnya.

3.Aspek pemasaran
            Kebijakan pengembangan pemasaran berbagai produk wisata secara nasional adalah penguatan citra daerah melalui pembangunan pariwisata. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan pemulihan citra pariwisata daerah sulsel di pasar wisata lokal maupun internasional. Kebijakan pemasaran pariwisata dapat berupa promosi di media cetak dan televisi mengenai keindahan alam serta budaya yang ada di daerah kita. kegiatan promosi dapat juga di lakukan di ranah maya (promosi online) yaitu dengan cara membuat sebuah halaman web ataupun melalui jaringan sosial tentang destinasi wisata yang ada di Sulawesi Selatan. Promosi online memiliki kelebihan yaitu lebih menghemat biaya serta daerah pemasarannya juga lebih mengglobal karena dapat di lihat oleh orang yang ada di seluruh dunia.

4. Aspek sumber daya manusia (SDM).
            Kebijakannya adalah membangun pariwisata sebagai industri yang di dukung oleh kualitas serta jumlah sumber daya manusia pariwisata. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang memiliki kapasitas kompetensi tinggi dengan sasaran meningkatnya system kerja efektif dan professional.
             Kebijakan di bidang SDM dapat berupa penekanan pada kualitas serta pembinaan SDM dalam upaya pembenahan system pelayanan serta peningkatan kualitas di lakukan melalui berbagai pelatihan mengenai kepariwisataan kepada SDM yang terlibat pada kegiatan industri pariwisata.
5.Aspek pelayanan.
            Aspek pelayanan yang saya maksudkan ialah memberikan pelayanan yang memuaskan pada wisatawan. Seperti yang pernah di katakan oleh Menteri pariwisata - Marie Elka Pangestu  yaitu mari membuat wisatawan senang sepanjang jalan. Selain itu masyarakat harus melayani dan menghormati wisatawan yang berkunjung ke daerahnya, dalam hal ini saya salut dengan masyarakat Bali yang meskipun tidak mampu bebrbahasa Inggris dengan lancar tapi   mereka mengucapkan kata-kata" Good Morning" ketika bertemu dengan wisatawan mancanegara.
           Selain aspek-aspek di atas masih banyak aspek-aspek lainnya seperti kebijakan di aspek hukum dan keamanan karena mungkin saja akan ada terjadi penyimpangan yang akan merugikan wisatawan akibat kelalaian yang dilakukan oleh pengusaha, masyarakat ataupun pihak yang berwenang itu sendiri dan mari kita berdoa bersama untuk daerah yang kita cintai ini.

Selasa, 03 April 2012

Wisata Air Panas Lejja

Kabupaten Soppeng, yang terletak di sebelah utara Kota Makassar, berjarak sekitar 200 kilometer. Salah satu obyek wisata andalan di kota berjuluk Kota Kalong (kelelawar) ini adalah tempat Wisata Air Panas Lejja yang berlokasi di Kecamatan Marioriawa, sebelah utara sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Watansoppeng. Hembusan hawa sejuk pegunungan akan menyambut para wisatawan yang datang berkunjung. Dengan kondisi jalanan yang terjal dan penuh tikungan tajam juga merupakan pengalaman tersendiri bagi para pengunjung.

Waktu tempuh yang dibutuhkan menuju ke lokasi sekitar 1-2 jam bisa dengan kendaraan roda empat maupun dua dan tentunya dengan kondisi jalan mulus (hot mix). Dibandingkan pada masa-masa awal pembukaan obyek wisata ini, dimana akses satu-satunya hanya bisa ditempuh dengan naik kuda. Namun dengan perhatian serius pemkab membuat lokasi ini semakin hari semakin cantik dan tentunya dengan fasilitas yang juga terus dibenahi.

Dengan tarif masuk, untuk dewasa Rp. 5.500 dan anak-anak Rp. 3.500 tentunya harga yang sangat murah untuk mengisi liburan beserta keluarga tercinta.
Di kutip dari  http://www.wisatanesia.com

Senin, 02 April 2012

Danau Tempe

Danau Tempe adalah salah satu obyek wisata di Sulawesi  Selatan yang banyak dikunjungi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Danau yang luasnya 13.000 hektar ini, jika dilihat dari ketinggian tampak  bagaikan sebuah baskom raksasa. Danau ini menjadi sumber penghidupan, mencari  ikan, tidak hanya bagi masyarakat Kabupaten Wajo, tapi juga sebagian masyarakat Kabupaten Soppeng dan Sidrap. Di sepanjang tepi danau, tampak perkampungan  nelayan bernuansa Bugis berjejer menghadap ke arah danau.

Danau Tempe merupakan penghasil ikan air tawar  terbesar di dunia, karena dasar danau ini menyimpan banyak sumber makanan ikan.  Selain itu, danau ini juga memiliki spesies ikan tawar yang tidak dapat ditemui  di tempat lain. Hal ini diperkirakan karena letak danau ini berada tepat di  atas lempengan Benua Australia  dan Asia.
Di tengah-tengah Danau Tempe, tampak ratusan rumah terapung milik nelayan yang berjejer dengan dihiasi bendera yang  berwarna-warni. Dari atas rumah terapung itu, wisatawan dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi yang sama, serta menyaksikan beragam satwa burung, bunga-bungaan, dan rumput air yang terapung di atas permukaan air. Di malam hari, para pengunjung  dapat menyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Danau Tempe sambil memancing  ikan.

Minggu, 01 April 2012

Keindahan Pulau Takabonerate

Pulau Takabonerate di Kabupaten Selayar, Sulsel, akan disiapkan sebagai daerah tujuan 
wisata internasional dengan mengagendakan sejumlah penyelenggaraan program-program wisata tahunan internasional.



Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo, di Makassar, Rabu, mengatakan, Pulau Takabonerate akan menjadi salah satu daerah tujuan wisata andalan selain Toraja, di Sulsel.

"Para ahli wisata bahari mengatakan Takabonerate mempunyai sejumlah kelebihan-kelebihan yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan Bunaken di Manado," jelasnya.

Pesatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Sulsel, Asosiasi Travel Indonesia, Sulsel dan Pemerintah Kabupaten Selayar sebagai tuan rumah, telah menyiapkan tiga agenda utama untuk mempromosikan kawasan wisata bahari ini pada tingkat nasional dan internasional.

Agenda pertama adalah menyelenggarakan lomba menyelam tingkat asia. Kedua, menyelenggarakan lomba mancing nasional serta wisata bahari bernama Takabonerate Island Expedition.

Sebuah kapal perang milik angkatan laut bernama KRI Dr Suharto telah disiapkan menjadi hotel terapung sebagai sarana tempat tinggal bagi wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut.

Rencananya, panitia promosi wisata kepulauan ini juga akan menambah jumlah kapal untuk menampung wisatawan salah satunya dengan menyewa kapal pesiar.

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pariwisata,Sulsel, MS Malombassi,mengatakan, Paket wisata ini rencananya akan diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 hingga 23 Oktober 2009, di Benteng Selayar.

Paket wisata ini akan mulai diperkenalkan di Singapura, pada tanggal 17 Juli 2009. Sejumlah promosi juga dilakukan dengan cara mendatangi tiga kedutaan besar diantaranya Suriname dan Equador. Serta pada festival kebudayaan di China dan Hongkong.

Penyebaran paket promo dalam bentuk compact disc dan brosur juga sudah dilakukan dengan mengirimkannya ke semua kedutaan besar negara-negara sahabat di Jakarta.

Promosi juga dilakukan melalui iklan dengan media bilboard di tiga bandara internasional di Indonesia yaitu Cengkareng, Ngurah Rai dan Hasanuddin sendiri. 


Selasa, 27 Maret 2012

Makanan Khas Makassar

Makanan khas Makassar yang satu ini adalah salah satu sasaran utama kuliner di daerah Sulawesi Selatan. Sup konro merupakan masakan khas Makassar yang disajikan berupa sop berkuah maupun dibakar dengan bahan-bahan dasar seperti tulang rusuk sapi atau kerbau, dimasak atau dibakar dengan bumbu ketumbar, jintan, sereh, kaloa, bawang merah, bawang putih, garam yang sudah dihaluskan. Sop Konro pada umumnya disajikan atau dimakan bersama nasi putih dan sambal.

Senin, 26 Maret 2012

Taman Nasional Taka Bonerate

Taman Nasional Taka Bonerate memiliki karang atol terbesar ketiga di dunia yaitu setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva. Luas atol tersebut sekitar 220.000 hektar, dengan terumbu karang yang tersebar datar seluas 500 km².
Topografi kawasan sangat unik dan menarik, dimana atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Diantara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam-kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang. Pada saat air surut terendah, terlihat dengan jelas daratan kering dan diselingi genangan air yang membentuk kolam-kolam kecil.
Tumbuhan yang terdapat di daerah pantai didominasi oleh kelapa (Cocos nucifera), pandan laut (Pandanus sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), dan ketapang (Terminalia catappa).
Terumbu karang yang sudah teridentifikasi sebanyak 261 jenis dari 17 famili diantaranya Pocillopora eydouxi, Montipora danae, Acropora palifera, Porites cylindrica, Pavona clavus, Fungia concinna, dan lain-lain. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi yang bernilai ekonomis tinggi seperti kerapu (Epinephelus spp.), cakalang (Katsuwonus spp.), napoleon wrasse (Cheilinus undulatus), dan baronang (Siganus sp.).

Sebanyak 244 jenis moluska diantaranya lola (Trochus niloticus), kerang kepala kambing (Cassis cornuta), triton (Charonia tritonis), batulaga (Turbo spp.), kima sisik (Tridacna squamosa), kerang mutiara (Pinctada spp.), dan nautilus berongga (Nautilus pompillius).
Jenis-jenis penyu yang tercatat termasuk penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), dan penyu lekang (Dermochelys coriacea).

Sebanyak 15 buah pulau di Taman Nasional Taka Bonerate dapat dilakukan kegiatan menyelam, snorkeling, dan wisata bahari lainnya.

Pantai Tanjung Bira

Tanjung bira terkenal dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan menyenangkan. Airnya jernih, baik untuk tempat berenang dan berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit dan terbenam dengan cahayanya yang berkilau nenbersit pada hamparan pasir putih sepanjang puluhan kilometer.
Pantai bira yang sudah terkenal hingga mancanegara, kini sudah ditata secara apik menjadi kawasan wisata yang patutu di andalkan. Berbagai sarana sudah tersedia, seperti perhotelan, restoran, serta sarana telekomunikasi, pantai bira berlokasi sekitar 41 km kearah timur dari kota bulukumba. dengan pelabuhan penyeberangan fery yang menghubungkan daratan Sulawesi Selatan dengan pulau selayar.


Tanjung Bira terletak di daerah ujung paling selatan Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya di Kecamatan Bonto Bahari,  Kabupaten Bulukumba.
Tanjung Bira terletak sekitar 40 km dari  Kota Bulu Kumba, atau 200 km dari Kota Makassar. Perjalanan dari Kota Makassar  ke Kota Bulukumba dapat ditempuh dengan menggunakan angkutan umum berupa mobil Kijang, Panther atau Innova dengan tarif sebesar Rp. 35.000,-. Selanjutnya,  dari Kota Bulukumba ke Tanjung Bira dapat ditempuh dengan menggunakan mobil  pete-pete (mikrolet) dengan tarif berkisar antara Rp. 8.000,- sampai – Rp.  10.000,-. Total waktu perjalanan dari Kota Makassar ke Tanjung Bira sekitar 3 –  3,5 jam.
Jika pengunjung berangkat dari Bandara  Hasanuddin, langsung menuju ke terminal Malengkeri (Kota Makassar) dengan  menggunakan taksi yang tarifnya sekitar Rp. 40.000,-. Di terminal ini kemudian naik bus tujuan Bulukumba atau yang langsung ke Tanjung Bira.
Di kawasan wisata Tanjung Bira, angkutan  umum beroperasi hanya sampai sore hari. Jika pengunjung harus kembali ke Kota Makassar pada sore itu juga, di sana  tersedia mobil carteran (sewaan) dengan tarif Rp. 500.000,-.
Biaya tiket masuk ke lokasi Pantai Tanjung  Bira sebesar Rp. 5.000,-.
Kawasan wisata Pantai Tanjung Bira dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti restoran, penginapan, villa, bungalow, dan hotel dengan tarif mulai dari Rp. 100.000,- hingga Rp. 600.000,-  per hari. Di tempat ini juga terdapat persewaan perlengkapan diving dan snorkling dengan tarif Rp. 30.000,-. Bagi pengunjung yang selesai berenang di pantai,  disediakan kamar mandi umum dan air tawar untuk membersihkan pasir dan air laut  yang masih lengket di badan. Bagi pengunjung yang ingin berkeliling di sekitar pantai, tersedia persewaan motor dengan tarif Rp. 65.000,-. Di kawasan pantai  juga terdapat pelabuhan kapal ferry yang siap mengantarkan pengunjung yang ingin berwisata selam ke Pulau Selayar.

Rumah adat tongkonan

Suku Toraja dalam kehidupannnya sangat terikat oleh sistem adat yang berlaku, sehingga hal ini berpengaruh kepada keeksisan Tongkonan. Oleh karena itu di daerah tana Toraja dikenal beberapa tongkonan-tongkonan sesuai fungsinya dalam adat masyarakat Tana Toraja:

Tongkonan layuk

Tongkonan ini adalah tongkonan pertama dan utama kerena fungsinya didalam adat sebagai sumber kajian di dalam membuat peraturan-peraturan adat.

Tongkonan pekamberan / Pekaindoran

Tongkonan ini adalah tongkonan kedua yang berfungsi sebagai pelaksana atau yang menjalankan aturan, perintah dan kekuasaan adat didalam masing-masing daerah adat yang dikuasainya.

Tongkonan Batu Ariri

Tongkonan ini adalah tongkonan ketiga, tongkonan ini tidak mempunyai kekuasaan didalam adat tetapi berperan sebagai tempat persatuan dan pembinaan keluarga dari turunan yang membangun Tongkonan tersebut pertama kali.

Ketiga tongkonan yang disebutkan di atas pada prinsipnya mempunya bnetuk yang sama, tetapi dalam hal hiasan terdapat perbedaan khusus yang dilatarbelakangi oleh peranan dan fungsi masing-masing tongkonan tersebut.

Perbedaan tersebut terletak pada pemakaian tinag tengah yang disebut Tulak somba, pemakaian hiasan kepala kerbau yang disebut kabongo dan pemakaian kepala ayam yang disebut katik. Ketiga unsur yang telah disebutkan diatas khusus diperuntukkan bagi tongkonan layuk, sedangkan pada tongkonan pekamberan / pekaindoran hanya diperbolehkan memakai hiasan kabongo dan katik. Sementara untuk tongkonan batu ariri sebenarnya ketiga unsur tersebut tidak diperbolehkan untuk digunakan.

Bentuk tongkonan berbentuk perahu layar. Tradisi lisan dalam masyarakat Toraja meyakini bahwa bentuk itu dilatarbelakangi datangnya penguasa-penguasa pertama di Toraja, dari arah selatan Tana Toraja dengan mempergunakan perahu yang dinamakan Lembang melalui sungai-sungai besar seperti sunga Sa’dang. Bentuk perahu itulah yang menilhami pembuatan rumah tongkonan, sehingga bentuknya menjulang ke depan dan kebelakang.

Mengenai tata letaknya, tongkonan itu harus selalu menghadap ke utara dan ini merupakan syarat mutlak yang dianut didalam pembangunan sebuah tongkonan. Prinsif ini dilatarbelakangi oleh falsafah orang toraja dalam memandang alam, yang didalam ajaran aluk Todolo disebut apa oto na (4 dasar falsafah), yakni; bagian utara dinamakan ulunna langi’ atau merupakan penjuru yang paling mulia; bagian timur dinamakan mataallo, penjuru yang merupakan tempat bermulanya terang (matahari); bagian barat dinamakan matampu atau tempat datangnya kegelapan.atau sebagai simbolkesusahan atau kematian; bagian selatan dinamakan pollona langi. Bagian ini dianggap sebagai bagian terendah dari penjuru bumi dam merupakan tempat melepaskan segala yang kotor.

Oleh karena itu, semua bangunan tongkonan yang ada do tana toraja menghadap ke utara, termasuk didalam bangunan rumah adat di kete kesu yang dibangun sejak 400 tahun yang lalu dan telah dihuni sekitar 30 generasi.

Bangunan tongkonan juga terdiri dari bagian-bagian yang dinamakan:
Sulluk adalah kolong rumah;
Inan adalah ruangan yang terletak diatas kolong rumah yang dikelilingi dinding sebagai badan rumah, inan ini sendiri terbagi kedalam: 

Tangdo yang berfungsi sebagai kamar depan sebagai tempat sesembahan kepada leluhur; Sali adalah bilik tengah yang fungsinya terbagi dua, pada bagian timur tangdo difungsikan sebagai padukkuang Api (dapur) dan tangdo bagian barat sebagai tempat inan Pa Bulan (orang meninggal)
Sumbung adalah ruang bagian belakang yang berfungsi sebagai kamar tidur orang yang menempati tongkonan tersebut.
Rattian adalah loteng rumah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pusaka dan benda-benda berharga lainnya.

Papa adalah adalah pelindung berupa atap yang terbuat dari bambu yang mempunya bentuk khas perahu.
Demikianlah sedikit artikel tentang Tongkonan Rumah Adat Toraja semoga artikel sederhana ini dapat menambah wawasan akan khazanah budaya yang terdapat dinegeri ini.