Rabu, 04 April 2012

KEBIJAKAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGGALI POTENSI WISATA YANG ADA DI SULSEL



Daerah Sulsel mempunyai obyek pariwisata yang beragam, baik wisata alam dengan kondisi alamnya yang bergunung-gunung berikut bentuk pantainya yang memanjang, wisata bahari, agrowisata, maupun wisata sejarah, termasuk wisata budaya yang banyak dimiliki oleh daerah ini, seperti di Tana Toraja dan Bulukumba, hal ini disebabkan karena daerah Sulawesi selatan memiliki 3 suku atau etnis besar yang memiliki keunikan budaya masing-masing. Semuanya itu menambah keanekaragaman kekayaan obyek wisata di daerah Sulawesi Selatan ini.

Potensi wisata Sulawesi selatan
Berikut ini terdapat beberapa tempat di Sulsel yang masing-masing mewakili wisata budaya dan wisata bahari/alam yang memiliki potensi besar untuk  menjadi tujuan wisata di Indonesia.

1. Tana Toraja
Tana Toraja merupakan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan yang terletas sekira 328 kilometer di utara kota Makassar. Sebagai daerah wisata, Tana Toraja berada pada ketinggian 300 hingga 2880 meter dari permukaan laut dengan suhu antara 16-28 derajat celcius. Tana Toraja menyimpan banyak potensi wisata yang layak dikembangkan.
Berikut ini beberapa potensi wisata dan budaya yang ada di Tana Toraja seperti Kolam Makale, Tilangnga Sarambu, Assing Pangopango, Lemo, Rumah adat Toraja dll.
2. Taman Nasional Laut Taka Bonerate.
Taman Nasional Laut Taka Bonerate sebagai salah satu Kawasan Pelesatarian Alam di Indonesia, ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 Pebruari 1992 dengan luas ± 530.765 hektar.
Upaya pengelolaan taman nasional ini dimaksudkan untuk melestarikan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, guna memenuhi fungsinya sebagai daerah perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis flora dan fauna serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, guna dapat dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budi daya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan ini merupakan karang atol terbesar ketiga di dunia (setelah Kwajifein di Kepulauan Marshal dan Suvadiva di Kepulauan Moldiva) dengan luas; 220.000 hektar.
3.Pantai Tanjung Bira
            Tanjung bira terkenal dengan pantai pasir putihnya yang cantik dan menyenangkan. Airnya jernih, baik untuk tempat berenang dan berjemur. Disini kita dapat menikmati matahari terbit dan terbenam dengan cahayanya yang berkilau nenbersit pada hamparan pasir putih sepanjang puluhan kilometer.

Kebijakan pengembangan pariwisata di daerah Sulawesi selatan
Untuk mengembangkan potensi yang ada di atas ada bebrapa saran yang dapat saya ajukan kepada Dinas Pariwisata Sulsel yang di tinjau dari beberapa aspek, yaitu:
1.Aspek objek dan daya tarik wisata.
            Secara nasional kebijakan pengembngan objek dan daya tarik wisata adalah dengan membangun pariwisata sebagai industri. Dengan kebijakan ini terkandung misi bahwa pengembangan produk dan daya tarik itu berwawasan lingkungan bertumpu pada kebudayaan, peninggalan budaya dan pesona alam lokal yang mempunyai daya saing global. Untuk menerapkan kebijakan ini didaerah Sulawesi selatan saya kira tidak sulit karena sulsel memiliki kebudayaan yang beraneka ragam mulai dari budaya suku toraja yang eksotis sampai kebudayaan masyarakat tana toa di Bulukumba yang lebih mengedepankan nilai-nilai budaya yang luhur. Selain itu pesona alam sulsel yang mempunyai potensi yang besar untuk di jadikan industri seperti pesona alam bawah laut di kep. Takabonerate kabupaten selayar. Untuk menggali potensi wisata tersebut ada beberapa kebijakan yang dapat di lakukan seperti;
  • ·         Pengembangan kawasan-kawasan unggulan dengan peningkatan kualitas daerah tempat tujuan wisata.
  • ·         Pengembangan unsur-unsur keunikan lokal dalam pengembangan produk karya budaya seperti yang terdapat di daerah Tana Toraja

2.Aspek aksebilitas sarana dan prasarana
            Kebijakan pengembangan aksebilitas pariwisata adalah meningkatkan pengembangan sarana serta prasarana yang menunjang perkembangan daerah wisata. Sarana yang dimaksudkan di sini adalah transportasi, akomodasi, dan fasilitas lainnya. Dalam suatu pusat pengembangan pariwisata, sarana, akomodasi, restoran, serta fasilitas lainnya merupakan titik utama distribusi penyebaran wisatawan di suatu pusat pengembangan wisata. Tanpa adanya aksebilitas dan sarana-prasarana serta fasilitas pendukung yang memadai sangat sulit untuk mengharapkan kedatangan wisatawan. Adapun kebijakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan aksebilitas sarana dan prasarana ialah
  • · Memperbaiki dan membangun akomodasi (rumah makan dan penginapan).
  • · Pengadaan fasilitas kesehatan, keuangan alat komunikasi di daerah yang menjadi destinasi wisata sehingga memudahkan para wisatawan yang berkunjung.
  • · Membangun jaringan jalan dan sarana transportasi antar saerah tujuan wisata seperti misalnya pembanguan jalan yang menghubungakan tujuan wisata yang ada di kabupaten Bulukumba dengan di Kabupaten lainnya.

3.Aspek pemasaran
            Kebijakan pengembangan pemasaran berbagai produk wisata secara nasional adalah penguatan citra daerah melalui pembangunan pariwisata. Kebijakan ini bertujuan untuk mewujudkan pemulihan citra pariwisata daerah sulsel di pasar wisata lokal maupun internasional. Kebijakan pemasaran pariwisata dapat berupa promosi di media cetak dan televisi mengenai keindahan alam serta budaya yang ada di daerah kita. kegiatan promosi dapat juga di lakukan di ranah maya (promosi online) yaitu dengan cara membuat sebuah halaman web ataupun melalui jaringan sosial tentang destinasi wisata yang ada di Sulawesi Selatan. Promosi online memiliki kelebihan yaitu lebih menghemat biaya serta daerah pemasarannya juga lebih mengglobal karena dapat di lihat oleh orang yang ada di seluruh dunia.

4. Aspek sumber daya manusia (SDM).
            Kebijakannya adalah membangun pariwisata sebagai industri yang di dukung oleh kualitas serta jumlah sumber daya manusia pariwisata. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia pariwisata yang memiliki kapasitas kompetensi tinggi dengan sasaran meningkatnya system kerja efektif dan professional.
             Kebijakan di bidang SDM dapat berupa penekanan pada kualitas serta pembinaan SDM dalam upaya pembenahan system pelayanan serta peningkatan kualitas di lakukan melalui berbagai pelatihan mengenai kepariwisataan kepada SDM yang terlibat pada kegiatan industri pariwisata.
5.Aspek pelayanan.
            Aspek pelayanan yang saya maksudkan ialah memberikan pelayanan yang memuaskan pada wisatawan. Seperti yang pernah di katakan oleh Menteri pariwisata - Marie Elka Pangestu  yaitu mari membuat wisatawan senang sepanjang jalan. Selain itu masyarakat harus melayani dan menghormati wisatawan yang berkunjung ke daerahnya, dalam hal ini saya salut dengan masyarakat Bali yang meskipun tidak mampu bebrbahasa Inggris dengan lancar tapi   mereka mengucapkan kata-kata" Good Morning" ketika bertemu dengan wisatawan mancanegara.
           Selain aspek-aspek di atas masih banyak aspek-aspek lainnya seperti kebijakan di aspek hukum dan keamanan karena mungkin saja akan ada terjadi penyimpangan yang akan merugikan wisatawan akibat kelalaian yang dilakukan oleh pengusaha, masyarakat ataupun pihak yang berwenang itu sendiri dan mari kita berdoa bersama untuk daerah yang kita cintai ini.

1 komentar: